Hujan dan sejuta kenangan
Ya kali ini gue akan
cerita sedikit kenangan gue dengan hujan. Dari kecil emang gue suka banget sama
hujan bahkan sampe sekarang , gue juga kagak ngerti kenapa . disaat orang benci
ketika turun hujan gue malah suka , aneh ya ? hehe ya itulah gue. Hujan dan
mendung, dua hal yang gue suka :D bahkan gue nulis postingan ini pas lagi
hujan.
Gak
tau kenapa hujan selalu menghipnotis orang-orang untuk mengingat kenangannya,
begitupun gue. Gue selalu teringat kenangan-kenangan gue bersama seseorang
(sebut aja namanya putri). Banyak hal yang sudah kami lewati tapi yang selalu
teringat adalah ketika hujan-hujanan bareng :’) . tapi gue gak bisa ceritain
semuanya satu persatu.
Oke
langsung aja ke ceritanya. Malm itu cuacanya memang mendung, putri ngajakin gue
jalan. Gue sih udah firasat bakalan hujan, tapi gue tenang-tenang aja :D . seperti
biasa, kami memang selalu bingung menentukan tujuan pas lagi jalan berdua,
akhirnya kami Cuma keliling-keliling kota sambil menghilangkan rasa kangen.
Tiba-tiba hujan turun, kamipun langsung berhenti di sebuah tempat makan, disitu
suasananya hening, Cuma ada beberapa orang yang makan ditempat itu, jadi terasa
romantis. Oiya ini pertama kalinya kami jalan tanpa tau
waktu, ya karena gak ada yang bawa jam dan handphone. Kami makan sambil
berbincang-bincang melepas rasa kangen dan menunggu hujan reda. Beberapa saat
kemudian hujan pun reda, kami memutuskan untuk pulang karena waktu yang
terlihat di dinding tempat makan itu sudah menunjukkan pukul 20.30. ditengah
perjalanan pulang, hujan yang tadinya reda semakin deras, gue langsung
membelokkan motor gue untuk berteduh. gue gak tega liat dia kehujanan, Gue
sendiri juga lagi kurang enak badan. Baju gue basah semua, gue kedinginan tapi
gue pura-pura gak kedinginan, gue melepas jaket gue buat menghangatkan dia tapi
dia menolaknya karena tau badan gue panas. Dia menggenggam tangan gue lalu gue
memeluknya agar merasa hangat. Putri sangat mengkhawatirkan keadaan gue, dia
bertanya “kamu gapapa ? biar aku aja yang nyetir ya ?”. memang dia sangat
khawatir kalo gue keliatan lagi sakit. Perhatiannya dan kasih sayangnya itu
yang buat gue kuat dan semangat J . karena hujan yang tak kunjung reda akhirnya kami memutuskan hujan-hujanan.
Waktu itu gue lemas dan kedinginan, dia yang tau keadaan itu langsung memeluk
erat dari belakang. Tubuh gue langsung terasa hangat dan gak tau kenapa pelukan
dia memberi gue kekuatan untuk terus melaju di derasnya hujan malam itu. Gue
gak peduli seberapa derasnya hujan dan seberapa dinginnya , yang terpenting gue
bisa mengantarnya pulang. Sesampainya dirumah putri, putri menyuruh gue masuk
sebentar, dia takut gue gak kuat, tapi gue menolak karena sudah larut malam dan
gue langsung pulang tanpa pelukannya lagi..
Gue
gak takut hujan, gue juga gak takut kedinginan saat kehujanan. Gue Cuma takut
kenangan bersama hujan itu Cuma bisa diingat dan gak bisa terulang. Hujan......
seperti kesedihan yang bisa datang tiba-tiba , tapi ingatlah tidak selamanya
hujan turun pasti akan ada saat cerah dibalik awan mendung :’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar